November 28, 2010

CRYPTOZOO UNVEILED (1) : COELACANTH

Coelacanth merupakan ikan purba yang telah ada sejak 360 juta tahun yang lalu, pada masa devonian. Hewan ini telah muncul sebelum dinosaurus muncul, namun diperkirakan musnah 60 juta tahun yang lalu... sesuai dengan fosil yang ditemukan. Konon coelacanth adalah tahap evolusi ikan sebelum menjadi reptilia. Hal ini tampak pada 'tungkai sirip' dimana pada pangkal sirip terdapat tungkai layaknya pangkal kaki reptil. Demikian pula bentuk ekor, mayoritas didominasi daging dan bukan sirip, layaknya reptilia n amfibia purba walau bentuknya masih belum menyerupai ekor. Namun perkiraan itu meleset. Pada tahun 1938 seorang nelayan di Afrika Selatan secara tak sengaja menemukan ikan yang siripnya siripnya amat aneh. Ikan itulah coelacanth!. Panjang ikan dewasa ini mencapai 170cm, dengan berat 60kg. Sebesar orang dewasa. Tak hanya 1 species coelacanth yang ditemukan, jenis kedua ditemukan di negara kita pada tahun 1999. Species ini dinamakan Latimeria menadoensis. Beberapa ekor lain ditemukan atau diamati di Indonesia setelah tahun tersebut. coelacanth menadoensis profil kepala Coelacanth hidup di air dalam, hingga kedalaman 700 meter namun specimen yang ditemukan di Indonesia ditemukan justeru di perairan yg dangkal

November 24, 2010

Bawang Putih

(Allium sativum, Linn.) Sinonim : Familia : Liliaceae
Uraian : Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim • Ketinggian tempat : 600 m - 1.200 m di atas permukaan laut • Curah hujan tahunan : 800 mm - 2.000 mm/tahun • Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan • Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 6 bulan • Suhu udara : 150 C - 200 C • Kelembapan : tinggi • Penyinaran : sedang b. Tanah • Jenis : gromosol (ultisol). • Tekstur : lempung berpasir (gembur) • Drainase : baik • Kedalaman air tanah : 50 cm - 150 cm dari permukaan tanah • Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah • Kemasaman (pH) : 6 - 6,8 • Kesuburan : tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah • Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm - 40 cm, dalam 30 cm - 60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm - 100 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm - 30 cm. • Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15 ton/hektar. • Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi. b. Persiapan Bibit • Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari - 135 hari), sehat dan tidak cacat. • Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan digantung pada para-para. • Siang untuk bibit berasal dari umbi yang beratnya 5 g - 7,5 g/umbi. c. Penanaman • Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm - 4 cm dengan tugal. • Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung tertanam dalam tanah. • Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan jerami setelah 3 cm. • Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm Nama Lokal : Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor);

Tegar

23 Maret 2005, bayi mungil terlahir dalam keadaan prematur. Sang Ibu terlihat letih setelah berjuang pagi itu. Namun, senyumnya segera merekah melihat buah hatinya lahir dengan selamat. Sang Bapak – ayahku – pun tak kalah bahagianya dengan ibuku. Ya, itu adalah adikku. Adik yang beberapa bulan ini membuatku tidak tenang menanti kelahirannya. Sepulang sekolah, aku dan kakakku, Anis, yang memang satu sekolah, pulang bersama. Sesampainya di rumah, terlihat ayahku seperti menanti kedatangan seseorang. “Nah, akhirnya pulang juga! Nis, Jib, ikut nggak liat adik bayi?”, tanya Ayah yang tampak lega karena yang ia tunggu-tunggu sudah datang. Kami berdua yang masih memarkir sepeda kami, terdiam mematung. Bingung, kaget, bahagia, semua bercampur jadi satu. Menerka siapakah bayi yang dimaksud. “Memangnya bayinya siapa , Yah?”, tanyaku penasaran. “Sudah, kalian cepat ganti baju sana, kita langsung berangkat”. Aku dan kakakku segera masuk ke dalam rumah dan bergegas ganti baju. Perkataan ayahku tadi membuatku penasaran tentang bayi itu. Setelah semua siap, Ayah mengunci pintu dan pagar rumah, dan kami pun berangkat mengendarai ‘gerobak’ –begitulah Ayah biasanya menyebut mobil tua milik keluarga kami. Di perjalanan, Aku makin penasaran dan mencoba menerka siapa bayi yang Ayah maksud. Mungkinkah Ibu sudah melahirkan? Ah, tidak mungkin, usia kandungan Ibu kan baru tujuh bulan? Tapi, mungkinkah Ayah begitu bersemangat mengajak kami bila ‘hanya’ temannya yang melahirkan? Sungguh membingungkan. Entah karena kelelahan atau apa, aku tertidur di dalam mobil. Perlahan mobil kami menepi dan memasuki halaman sebuah rumah sakit. Aku terbangun dan melihat sekeliling. Aku mulai mengenali tempat ini. Ya, ini adalah rumah sakit tempat ibu biasanya cek kehamilan tiap bulan. Aku menahan semua pikiranku, apa benar Ibu sudah melahirkan? Atau teman Ayah ada yang melahirkan di rumah sakit ini? Berbagai pertanyaan muncul di benakku, namun Aku tak berani menduga, hanya menunggu, menunggu semua menjadi cukup jelas. Lorong-lorong rumah sakit itu rasanya panjang sekali dan tak berujung. Entah mengapa, Aku merasa gelisah, tidak nyaman, atau apalah namanya, yang pasti baru kali ini Aku merasa begitu galau memasuki sebuah rumah sakit. Kami bertiga, sejak turun dari mobil belum ada yang berbicara sepatah kata pun. Ayah, sepertinya ingin membuat kami penasaran dengan diam seribu bahasa tanpa memberikan petunjuk mengenai bayi yang Ayah katakan di rumah tadi.

November 23, 2010

Now publish or preview your post to see the “read more” hack working on your blog. If it doesn’t show up for some reason, go back and run through the steps again. Most likely you pasted the code blocks in the wrong places. It’s difficult to troubleshoot these issues since each template can be unique so please make sure to double-check your template before asking for help in the comments section below. Here’s the live post with the “read more…” link properly working based on the text I used above in the post text area.

November 12, 2010

Hujan Darah

Nih dia salah satu video yang aneh ttg dunia ini..

monggo dilihat

:)


CursorsFree Cursors